Warga Desa Tanjung Kunyit, Kecamatan Pulau Sebuku, Kabupaten Kotabaru, melayangkan protes terkait penggunaan kapal bantuan dari Bank Indonesia (BI) yang seharusnya digunakan untuk antar jemput anak sekolah kini malah dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi oleh Kepala Desa.
Menurut Muhlis, salah satu warga, kapal tersebut sedianya diperuntukkan bagi siswa-siswi yang setiap hari harus menyeberangi pulau menuju sekolah. Namun, kapal tersebut tidak difungsikan dan para pelajar terpaksa naik kelotok taksi milik pribadi yang memungut tarif Rp. 7.000 pulang pergi.
"Kapal itu dulunya berwarna putih dan ada logo BI. Sekarang sudah dicat hijau, logonya hilang, dan dipakai sendiri oleh Pak Kades untuk menangkap ikan. Sudah sekitar delapan bulan tidak digunakan sesuai fungsinya," ungkap Muhlis, Sabtu (24/05/25).
Kepala Desa Tanjung Kunyit, Sahabuddin, menyebut kapal bantuan BI kini digunakan untuk patroli wilayah laut dan pengawasan terumbu karang, mengingat wilayah mereka merupakan kawasan wisata.
Ia juga menyatakan bahwa speedboat dari dana desa sudah empat bulan ini rusak, sehingga kapal BI digunakan untuk keperluan mendesak.
"Sudah saya gunakan untuk patroli wilayah laut dan pengawasan terumbu karang. Tapi kalau memang ada yang mau kelola buat antar jemput sekolah, saya siap serahkan," ujar Sahabuddin.
Sahabuddin menyebutkan, diperlukan biaya operasional untuk kapal tersebut, terutama untuk membeli bahan bakar. Ia menyebut anak-anak sekolah tetap akan dikenai tarif Rp. 2.000 sekali jalan sebagai kontribusi untuk solar.
"Desa tidak punya anggaran untuk operasional kapal. Pernah kami usulkan, tapi banyak yang dicoret. Biayanya sekitar Rp. 300 ribu per bulan," jelas Sahabuddin.
Warga berharap agar Pemerintah Desa maupun pihak terkait segera mengevaluasi dan mengembalikan fungsi kapal sesuai peruntukannya, demi mendukung akses pendidikan bagi anak-anak Tanjung Kunyit. (Lana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.