Desa Tanjung Kunyit, Kecamatan Pulau Laut Tanjung Selayar, Kabupaten Kotabaru, kembali menghadapi masalah serius.
Siring laut yang dibangun pada tahun 2024 dengan anggaran Rp. 800 juta untuk tiga titik, kini mengalami kerusakan parah setelah dihantam gelombang laut.
Kepala Desa Tanjung Kunyit, Sahabuddin, mengungkapkan bahwa kerusakan tersebut disebabkan oleh penggunaan bahan bangunan yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan.
"Saya lihat di plang proyek, ini anggaran dari Dinas PUPR. Tapi bahan yang digunakan semuanya pasir sungup (pasir gunung), tidak pakai pasir pantai," kata Sahabuddin.
Sahabuddin menjelaskan bahwa kerusakan terjadi karena bagian bawah bangunan mengalami lubang, sehingga memicu patahnya struktur di bagian atas.
"Sudah saya konfirmasi ke Camat, tolong direnovasi. Kalau dibiarkan, ya percuma. Pasir tetap keluar karena gelombang. Ini kan kawasan wisata, harus dijaga," ujarnya.
Meski begitu, Sahabuddin menyatakan akan melakukan perbaikan darurat secara mandiri demi keberlanjutan kawasan wisata desa.
"Saya sudah hibahkan sebagian tanah supaya pembangunan ini jalan. Tapi saya tegaskan, kalau untuk kepentingan desa silakan bangun, tapi kalau untuk pribadi, mohon maaf," tegasnya.
Kerusakan siring laut ini memicu kekhawatiran warga sekitar, karena dapat membahayakan pengunjung dan menyebabkan abrasi pasir pantai yang cukup signifikan di wilayah pesisir tersebut. (Lana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.