Lembaga Swadaya Masyarakat AKGUS bersama Gerakan Anak Banjar Bersatu (GABB) bakal menggelar aksi unjuk rasa damai besar-besaran di Kabupaten Kotabaru pada Rabu, 15 Oktober 2025.
Aksi yang dikomandoi Hardiyandi, S.H., merupakan sosok yang dikenal vokal memperjuangkan hak-hak masyarakat kecil — ini akan menyoroti dua isu besar:
1. Dugaan perampasan tanah warga di berbagai wilayah Kotabaru.
2. Dugaan korupsi anggaran 2023/2024 pada proyek strategis daerah, seperti Jembatan Pulau Laut–Pulau Kalimantan dan pembangunan Rumah Sakit Kotabaru.
“Ini bukan sekadar demo, tapi panggilan nurani. Masyarakat sudah muak dengan praktik kotor yang merugikan rakyat. Kami datang dengan damai, tapi dengan suara lantang untuk kebenaran,” tegas Hardiyandi, yang akrab disapa Bang Tungku.
Aksi ini dijadwalkan dimulai pukul 08.00 WITA, dengan titik kumpul di Simpang Empat Eks Bioskop Irama, Kotabaru.
Dari sana, massa akan bergerak menuju dua titik utama:
1.Kejaksaan Negeri Kotabaru, untuk menyerahkan laporan dugaan tindak korupsi, dan
2.Kantor Bupati Kotabaru, untuk melakukan audiensi serta penyampaian aspirasi langsung.
Tak seperti aksi biasa, peserta juga akan membawa atribut unik dan simbolik: tahu, jamu kuat, dan telur bebek — sindiran kreatif terhadap lemahnya ketegasan dan “daya tahan” moral para pejabat daerah.
“Tahu itu artinya ‘tahu diri’. Jamu kuat supaya pejabat kuat melawan godaan korupsi. Telur bebek simbol tekad kami yang bulat,” ujar salah satu anggota.
Sekitar 50 orang yang akan ikut dalam aksi ini, lengkap dengan pengeras suara, spanduk, dan properti simbolik parang kayu bukan senjata, tapi lambang perjuangan rakyat.
Surat pemberitahuan resmi telah disampaikan kepada Kapolres Kotabaru, dengan tembusan kepada Kapolda Kalsel di Banjarbaru dan Kapolri di Jakarta, sebagai bentuk ketaatan hukum.
Aksi ini diharapkan menjadi momentum untuk membangunkan kesadaran publik dan menggugah para penegak hukum agar bertindak tegas terhadap dugaan korupsi dan konflik agraria yang semakin marak.
“Kami tidak datang untuk ribut. Kami datang untuk mengingatkan bahwa rakyat masih ada, dan rakyat tidak tidur,” tutup Bang tungku. (Lana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.