Matinya Nurani Pemerhati Lingkungan Kotabaru Disuarakan Lintas LSM - BIDIK KALSEL

  • Membidik ke Segala Arah

    ©Bidik Kalsel

    Website Ini Telah Dilihat 12,97 Juta Kali

    Senin, 16 Februari 2015

    Matinya Nurani Pemerhati Lingkungan Kotabaru Disuarakan Lintas LSM

    Bidik Kalsel -
    Berbagai tulisan berintikan kekecewaan akan matinya nurani dan rasa juang penolakan terhadap penambangan Pulau Laut yang pernah disuarakan oleh beberapa pemerhati lingkungan, menghiasi Keranda Hitam yang diarak oleh para Lintas LSM dalam aksi demo damai, Senin (16/02/15).

    "Matinya Pejuang Penyelamat Pulau Laut Kotabaru akibat masuk angin dan jabatan : H Irham S,Sos, Sugi SH, Erpin S.Ag, Gapur SH Dholim !!! ."
    "Penghianat ; I'ut S.Ag, Yeni M, Abnu S.Sos, Ipin SH."

    Itulah tulisan di Keranda Hitam, simbol matinya nurani para pemerhati lingkungan terdahulu yang getol dan gigih menyuarakan penolakan penambangan di Pulau Laut Kotabaru di arak oleh para Lintas LSM, simpatisan mahasiswa dan tokoh masyarakat menyusuri Jalan Protokol  Kotabaru dengan berjalan kaki dari Masjid Raya Khusnul Khotimah menuju Gedung DPRD Kotabaru.

    Dibawah komando koordinator lapangan, Ketua LP3K RI Kotabaru, Hardiyandi SH atau lebih dikenal dengan sebutan Bang Tungku, disepanjang jalan sambil berorasi juga mengajak masyarakat untuk menolak rencana pertambangan di Pulau Laut Kotabaru oleh PT SILO maupun perusahaan lainnya.

    Setelah berjalan hampir 2 Kilometer sambil mengusung Keranda Hitam, setibanya di depan Kantor DPRD Kotabaru, para LSM, Mahasiswa dan Tokoh Masyarakat saling bergantian maju menyampaikan orasinya.

    Dalam orasi teatrikalnya, sambil menunjuk Keranda Hitam, Bang Tungku menyebut, Matinya Pejuang Penyelamat Pulau Laut, karena mereka dianggap telah masuk angin dengan menerima jabatan yang ditawarkan Pemerintah Daerah Kotabaru.

    "Mereka telah dibungkam dan tak punya gigi lagi oleh jabatan, hingga tak punya kekuatan untuk menolak rencana penambangan di Pulau Laut. Tolak penambangan di wilayah Pulau Laut Kotabaru ini,' teriaknya.

    Setelah berorasi cukup panjang, Bang Tungku pun mendesak Wakil Rakyat untuk keluar Gedung DPRD untuk mendengarkan orasi pendemo dan menerima surat tuntutan Gabungan LSM tersebut.
    "Mana anggota DPRD sini. Keluar, dengarkan keluhan dan aspirasi kami," seru Bang Tungku.

    Tak lama setelahnya, para Wakil Rakyat pun keluar gedung dengan dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD, M. Arif,SH beserta anggota lainnya, yaitu H Hartono, Rustam Efendi, Arbani dan H Genta Kusan.

    Didepan para Wakil Rakyat tersebut, Tokoh Masyarakat Usman Pahero dalam orasinya mendesak DPRD Kotabaru agar memanggil Bupati Kotabaru untuk mempertanyakan sumbangan pihak ketiga para dari pengusaha yang berbentuk fasilitas dan bangunan, yang mana hal tersebut diduga berbarengan dengan diva-diva APBN / APBD.

    "Kalau bisa, secepatnya memanggil Bupati dan instansi terkait serta pihak perusahaan untuk digelar hearing, karena kami tidak main-main. Kalau permintaan untuk mendapatkan penjelasan itu  tidak ditanggapi, kami akan laporkan ke Komisi Informasi Publik (KIP)," ancam Usman.

    Usai Usman Pahero berorasi, dilanjutkan dengan pembacaan Puisi yang berjudul 'Bangkit', yang dibacakan oleh Yudi Sunardi dari LSM Laskar Merah Putih Kotabaru.

    Acara demo damai kemudian ditutup oleh Bang Tungku yang membacakan dan kemudian menyerahkan Tuntutan Masyarakat (baca
    bidikkalsel.com Hardiyandi,SH : Bupati Kotabaru "Masuk Angin") yang diterima Wakil Ketua DPRD Kotabaru, M. Arif SH untuk diagendakan dalam acara dengar pendapat.

    Setelah mendengar tanggapan dan janji dari Wakil Ketua DPRD Kotabaru, yang akan sesegera mungkin menggelar hearing, puluhan para pengunjukrasa dengan pengawalan ratusan personel Polres Kotabaru tersebut membubarkan diri secara tertib.(Red)















    2 komentar:

    1. Mas,,,satpolnya ngga iku ngepam yaa,,hheeeeeheee

      BalasHapus
    2. Setuju Pulau Laut Bebas Tambang. Saya dukung perjuangan tersebut, hanya hati2 para penumpang gelap dan orang2 yg hanya ingin ambil keuntungan

      BalasHapus

    Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.

    Beranda