Limbah Pabrik Milik PT Sinarmas Group Resahkan Warga - BIDIK KALSEL

  • Membidik ke Segala Arah

    ©Bidik Kalsel

    Website Ini Telah Dilihat 12,97 Juta Kali

    Jumat, 18 Desember 2015

    Limbah Pabrik Milik PT Sinarmas Group Resahkan Warga

    Kotabaru -
    Diduga akibat pemupukan yang dilakukan pihak perusahaan melalui penggunaan jenjangan kosong diareal perkebunan yang berdekatan dengan kebun warga, masyarakat sekitar resah dan merasa dirugikan dengan munculnya hama Kumbang Badak dari tumpukan jenjangan kosong tersebut.

    Kegiatan pemupukan yang dilakukan oleh anak perusahaan PT Sinarmas Group, yakni Bukit Kapur estate dan Sei Cantung Estate dengan menggunakan limbah tandan sawit kosong yang dibuang dan dibiarkan membusuk diareal kebun membuat petani kelapa sawit Desa Bangkalaan Melayu resah dan dirugikan.

    Karena dari membusuknya jenjangan kosong tersebut, dari tumpukan bertimbulan ulat - ulat dan berkembang biak berubah menjadi hama Kumbang Badak, perusak tanaman sawit milik warga.

    Seorang petani sawit, Ayansyah berharap agar pihak perusahaan segera mencarikan solusi agar Kumbang Badak ini tidak merusak tanaman kelapa sawit mereka.

    "Adanya Kumbang Badak ini sejak adanya pemupukan perkebunan menggunakan limbah pabrik berupa jenjangan kosong ini," ungkap Ayansyah.

    Manager PKS Bukit Kapur Mill, Amrullah saat dikonfirmasi media melalui sambungan seluler, Kamis (17/12/15) mengatakan, hal tersebut akan segera dikoordinasikan kepihak kebun, karena aplikasinya dari kebun," ujarnya.

    Sementara Manager Perkebunan Bukit Kapur Estate, Bukit Sihotang, Jum'at (18/12/15) membenarkan adanya hama berupa Kumbang Badak yang dapat merusak tanaman kelapa sawit.

    "Saat ini sedang dicarikan solusi mengatasinya. Sejauh ini yang sudah dilakukan pihak perusahaan adalah dengan cara mengumpulkan ulat di dalam botol dan jerigen, dan membiarkanya sampai mati. Sedangkan penanganan yang lainnya belum dilakukan," jelas Bukit. (Han)

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.

    Beranda