Berdalih Informasi Bocor, Razia PSK Kapis Nihil - BIDIK KALSEL

  • Membidik ke Segala Arah

    ©Bidik Kalsel

    Website Ini Telah Dilihat 12,97 Juta Kali

    Minggu, 24 Januari 2016

    Berdalih Informasi Bocor, Razia PSK Kapis Nihil



    Tanah Bumbu -
    Dengan alasan rencana razia telah bocor, Tim penertiban yang terdiri dari Satpol PP Tanbu dan jajaran Polsek serta Koramil Simpang Empat Tanah Bumbu tak berhasil mengamankan seorangpun PSK dilokalisasi Kapis Batu Ampar, Jum'at (22/01/16).

    "Entah kenapa bila Tim Gabungan turun merazia, pasti tak berhasil mengamankan mereka (PSK).
    Ada kemungkinan informasi telah bocor, hingga para PSK tak seorangpun ditemui dilokalisasi," ungkap Kasatpol PP Tanbu, Drs. Herlambang MIP melalui telepon seluler, Minggu (24/01/16).

    Meski beberapa media lokal telah memberitakan adanya geliat esek-esek yang mulai marak dilokalisasi Kapis tersebut, dan beberapa kali Tim Gabungan melakukan penertiban dilokalisasi yang telah dinyatakan tutup oleh Pemda setempat, namun operasi penertiban selalu tak membuahkan hasil, paling hanya bisa mengamankan beberapa orang yang bertransaksi dihotel kelas melati atau penginapan saja.

    "Kami akan mengambil tindakan tegas terhadap mereka (PSK) yang telah menandatangani perjanjian saat menerima bantuan modal kerja ketika dipulangkan kemaren. Bukan cuma PSK nya saja yang kena sanksi, tapi tamunya juga akan kami bikin malu melalui pemberitaan dimedia," tegas Herlambang.

    Malam setelah Tim Gabungan melakukan penertiban, pada siangnya, Sabtu (23/01/16) kru media ini bersama Wartawan Harian Banjarmasin Post menyambangi lokasi. Disana kru media menemukan banyaknya PSK yang lagi asyik bercengkrama sambil menunggu tamu.

    "Kalau ada Tim yang datang merazia pasti ketahuan lah, kami biasanya menjauh atau mengamankan diri dulu agar tidak terjaring," ungkap seorang mucikari yang mengaku mengetahui kedatangan Tim dari cahaya lampu mobil patroli yang masuk kelokasi.

    Sementara para PSK saat ditanyakan apakah mengetahui adanya larangan bertransaksi sex dan penutupan lokalisasi tersebut, sebagian ada yang mengaku mengetahui namun ada juga yang tidak.

    "Kami orang baru mas, jadi ngga tau adanya larangan seperti itu," ungkap Mawar yang mengaku baru 2 Minggu datang dan memasang tarif untuk short time sebesar Rp 300 ribu.

    Sayangnya komitmen Pemda setempat melalui jajaran Satpol PP untuk menutup lokalisasi tersebut diduga masih setengah hati. Pasalnya, selain Pos Pemantau didepan lokalisasi yang tak ada petugasnya, juga bangunan dilokalisasi tak dibongkar (masih bersekat-sekat lengkap dengan perabotan tidur dan MCK), hingga memungkinkan untuk melakukan hal tersebut. (M12)






    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.

    Beranda