Tanah Bumbu -
Sebanyak 30 warga Kecamatan Angsana Kabupaten Tanah Bumbu mengikuti pelatihan sebagai pemandu wisata (guide) yang digelar oleh Ikatan Penyuluh Perikanan Indonesia (IPKANI) beberapa hari yang lalu.
"Latihan sebagai pemandu wisata adalah bagian upaya preventif untuk meningkatkan kepedulian para wisatawan agar tetap menjaga kelestarian alam yang ada di sekitarnya, sehingga menambah keindahan dan terumbu akan tetap lestari serta tidak cepat rusak dari tangan-tangan jahil wisatawan yang tidak bertanggung jawab," kata Ketua IPKANI Tanbu, Eko Prio Raharjo, S.Pi di Batulicin.
Dari ke-30 orang warga Angsana yang mengikuti pelatihan tersebut, diantaranya adalah perwakilan dari Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas), organisasi Pemuda Sahabat Laut (PSL), Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sumber Nelayan, dan Kelompok Pelestari Mangrove Hijau Lestari (KPMHL).
Pelatihan Guide yang mengambil tema 'Tour Guide Course Bagi Pelaku Utama Perikanan Di Kawasan Konservasi Taman Wisata Perairan Yang Ramah Lingkungan' tersebut, dilatar belakangi tujuan bersama untuk bisa mencegah, melindungi sekaligus meminimalisir adanya kerusakan terumbu karang di kawasan obyek wisata Pantai Angsana.
"Pada umumnya, warga Angsana yang mengikuti pelatihan adalah mereka yang sudah sering mendampingi wisatawatawan untuk menyelam (snorkeling), guna melihat terumbu karang Batu Anjir Angsana yang ada di dasar laut. Pekerjaan ini sudah menjadi mata pencaharian tambahan warga Angsana yang lama tinggal disekitar kawasan pantai," jelas Eko.
Dengan mengetahui teknik snorkeling yang baik, katanya, akan mampu meminimalisir terjadinya kerusakan terumbu karang di dasar laut. Profesi pemandu wisata, khususnya dalam hal snorkeling juga akan turut berkembang tanpa di iringi kerusakan terumbu karang.
Materi yang disampaikan dalam pelatihan Guide antara lain meliputi fungsi dan peranan terumbu karang, Standar Operasional Prosedur (SOP) snorkeling, SOP pemandu wisata, adab pemandu wisata, mind setting pemandu wisata, 10 tips menjadi pemandu wisata yang baik, teknis dasar intepretasi dan sapta pesona.
Sedangkan teknik penyampaian materinya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan metode latihan atau praktek langsung di lapangan.
Tidak sedikit peserta yang cukup antusias dan penuh semangat mengikuti pelatihan tersebut.
Rahmat (25), salah satu peserta yang mengungkapkan kegembiraannya dengan berjanji akan menerapkan pengetahuannya di lapangan.
"Semoga dengan pelatihan sebagai pemandu wisata ini dapat mencegah dan meminimalisir kerusakan terumbu karang yang di akibatkan pematahan, terkena jangkar, pembuangan sampah sembarangan ke laut dan lain sebagainya. Dengan terumbu karang indah dan terjaga kelestarianya, pengunjung pun merasa aman dan nyaman saat menikmati liburan mereka," katanya.
Kepala Badan Penyuluh Pertanian, Perikanan, Perkebunan dan Kelautan (BP4K) Tanbu, H Mustaing, melalui Kasubbid Penyelenggaraan Penyuluhan, H Kasiani, S.Pi menyambut positif dan memberikan apresiasi yang luar biasa kepada para penyuluh perikanan dengan adanya pelatihan itu, sebab acara pelatihan tersebut dianggap yang pertama kali di Kabupaten Tanbu dan diprakarsai oleh Penyuluh Perikanan.
"Ini langkah yang positif dan belum pernah dilakukan oleh siapapun. Baru Penyuluh Perikananlah yang memiliki terobosan untuk menjaga kelestarian wisata bawah laut tersebut," kata Kasiani.(MN/hum)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.