Kadiskes Kotabaru : Stunting Perlu Penanganan Serius - BIDIK KALSEL

  • Membidik ke Segala Arah

    ©Bidik Kalsel

    Website Ini Telah Dilihat 13,17 Juta Kali

    Rabu, 27 Februari 2019

    Kadiskes Kotabaru : Stunting Perlu Penanganan Serius

    Kotabaru -
    Berdasarkan hasil pemantauan status gizi Balita Kabupaten Kotabaru Tahun 2018, data Stunting yang tersebar di 28 Puskesmas sebanyak status stunting (sangat pendek dan pendek) sebanyak 1.990 atau 17,33 persen anak Balita dari 11.485 jumlah Balita yang ditimbang.

    Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kotabaru Drs. H. Akhmad Rivai, M.Si pada siaran persnya, Rabu (27/02/19) menyampaikan, dari 1.990 anak Balita dengan status stunting berdasarkan status gizi tinggi badan menurut umur terbagi sangat pendek sebanyak 616 anak atau 5,36 persen, dan pendek sebanyak 1.374 anak atau 11,96 persen.

    Wilayah Puskesmas terbanyak stunting hingga mencapai 37,64 persen atau 169 anak dari 449 balita yaitu Puskesmas Rawat Inap Sengayam, disusul Puskesmas Pudi sebanyak 161 anak atau 36,93 persen dari 436 balita, kemudian Puskesmas Lontar sebanyak 146 anak atau 33,18 persen dari 440 balita.

    Rivai mengatakan, kejadian stunting pada balita masih terjadi di Kabupaten Kotabaru, sehingga dapat menghambat upaya peningkatan kesehatan masyarakat dan pembangunan kualitas sumber daya manusia, karena kejadian stunting disebabkan oleh faktor yang bersifat multi dimensi dan intervensi paling menentukan pada 1.000 hari pertama kehidupan, sehingga penanganannya memerlukan koordinasi lintas sektor.

    "Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak-anak akibat dari kekurangan gizi kronis, sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.  Oleh karena itu, perlu penanganan stunting yang serius bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat dan kualitas sumber daya manusia, dengan maksud untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan, keluarga dan masyarakat melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, perbaikan pola asuh, peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta peningkatan sistem kewaspadaan pangan dan gizi," terang Rivai. (bet /rel)

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.

    Beranda