Pembangunan siring di Desa Tanjung Kunyit menjadi sorotan masyarakat setelah beberapa warga mempertanyakan transparansi penggunaan anggaran dan kualitas pembangunan.
Kepala Desa Tanjung Kunyit, Sahabuddin, menjelaskan bahwa pembangunan siring sepanjang 100 meter tersebut memiliki anggaran sekitar Rp. 145 juta. Namun, pengerjaan tidak keseluruhan 100 meter karena beberapa bagian sudah rusak dan tidak bisa digunakan.
Sahabuddin mengatakan bahwa ia meminta arahan dari Camat terkait pengerjaan yang tidak keseluruhan, dan Camat menyatakan bahwa tidak apa-apa jika pengerjaan dilakukan secara putus-putus di lingkungan RT yang sama.
Warga juga mempertanyakan prioritas pembangunan karena ada beberapa bagian yang lebih prioritas daripada yang lain. Sahabuddin menjelaskan bahwa anggaran terbatas sehingga pembangunan dibagi-bagi di setiap RT.
Sahabuddin juga menjelaskan bahwa pasir laut digunakan karena lebih bagus daripada pasir sungguh. Harga pasir laut sendiri mencapai Rp 800 ribu per kubik, sedangkan harga batu mencapai Rp 370 ribu per kubik belum termasuk pajak 15 persen, dan upah mengambil batu sebesar Rp. 120 ribu sesuai hasil rapat RT.
Monitoring pengerjaan dilakukan satu kali dan belum selesai 100 persen, namun masih dianggap aman. Warga berharap agar pemerintah desa dapat meningkatkan transparansi dan kualitas pembangunan proyek desa. (Lana)
Menurut Kepala Desa Tanjung Kunyit, Sahabuddin, pembangunan siring sepanjang 100 meter tersebut memiliki anggaran sekitar Rp. 145 juta. Namun, pengerjaan tidak keseluruhan 100 meter karena beberapa bagian sudah rusak dan tidak bisa digunakan.
Warga juga mempertanyakan prioritas pembangunan karena ada beberapa bagian yang lebih prioritas daripada yang lain. Pembangunan siring di beberapa RT juga tidak sama karena anggaran terbatas dan harus dibagi-bagi.
Sahabuddin menjelaskan, bahwa pasir laut digunakan karena lebih bagus daripada pasir sungguh. Harga pasir laut sendiri mencapai Rp. 800 ribu per kubik, sedangkan harga batu mencapai Rp. 370 ribu per kubik belum termasuk pajak 15 persen.
Monitoring pengerjaan dilakukan satu kali dan belum selesai 100 persen, namun masih dianggap aman. Warga berharap agar Pemerintah Desa dapat meningkatkan transparansi dan kualitas pembangunan proyek desa. (Lana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.