Puluhan warga yang tergabung di LSM Anak Kaki Gunung Sebatung (AKGUS), BP3K-RI, dan Dewan Adat Dayak (DAD) menggelar Aksi Damai di depan Kantor Bupati Kotabaru, Rabu (15/10/25).
Kedatangan mereka sambil membawa berbagai spanduk dan poster berisi tuntutan agar pemerintah turun tangan menyelesaikan masalah sengketa tanah dan proyek pembangunan yang mangkrak, menyuarakan keresahan terhadap berbagai persoalan yang dinilai merugikan masyarakat kecil.
Ketua LSM AKGUS, Hardiyandi atau yang akrab disapa Bang Tungku menegaskan, warga sudah terlalu lama menunggu janji pemerintah terkait penyelesaian berbagai persoalan di lapangan. Ia menyebut banyak masyarakat kehilangan lahan akibat ekspansi perusahaan besar, sementara proyek infrastruktur justru berhenti di tengah jalan.
“Kami bukan menolak pembangunan, tapi kami ingin pembangunan yang adil dan berpihak kepada rakyat. Jangan sampai tanah rakyat dirampas dan jalan yang dijanjikan tidak pernah selesai,” tegas Bang Tungku dalam orasinya.
Massa juga menyoroti proyek pembangunan Jalan Tanjung Batu - Pudi yang tak kunjung rampung serta jembatan gantung Gendang Timburu yang terbengkalai tanpa kejelasan. Akibatnya, akses masyarakat di daerah terpencil terganggu dan aktivitas ekonomi ikut terhambat.
“Anak sekolah kesulitan lewat, hasil tani sulit keluar. Semua itu karena proyek mangkrak. Kami hanya ingin pemerintah mendengar suara kami,” tambah salah seorang peserta aksi.
Karena Bupati Kotabaru tengah menjalankan tugas luar daerah, massa diterima oleh sejumlah pejabat pemerintah, di antaranya Zainal Arifin (Staf Ahli Bidang Pemerintahan), Selamat Riyadi (Asisten III), dan Ahmad Junaidi (Kepala Dinas Perkimtan).
Dalam tanggapannya, Zainal Arifin menyampaikan apresiasi atas sikap masyarakat yang menyampaikan aspirasi secara damai.
“Kami berterima kasih kepada masyarakat yang menyampaikan aspirasi dengan tertib. Semua tuntutan akan kami sampaikan kepada Bupati untuk ditindaklanjuti sesuai mekanisme yang berlaku,” ujar Zainal.
Pemerintah daerah terbuka terhadap kritik dan siap berkolaborasi dengan masyarakat untuk memperbaiki tata kelola pembangunan di Kotabaru.
Aksi yang berlangsung selama beberapa jam ini berjalan damai dengan pengamanan ketat aparat kepolisian dan Satpol PP. Massa menutup aksinya dengan doa bersama dan penyerahan berkas tuntutan resmi kepada pihak pemerintah daerah.
Sebelum meninggalkan lokasi, Bang Tungku menegaskan bahwa perjuangan masyarakat belum berhenti di sini.
“Kami akan terus mengawal. Kami percaya perubahan hanya akan terjadi kalau rakyat bersuara,” ujarnya.
Aksi ini menjadi simbol bahwa masyarakat Kotabaru ingin dilibatkan secara nyata dalam proses pembangunan, bukan sekadar menjadi penonton dari kebijakan yang tidak berpihak. (Lana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.