Rentenir Berkedok Koperasi Marak

Bidik Kalsel (Kotabaru) -
Berkedok sebagai Koperasi Simpan Pinjam, rentenir marak meminjamkan dana dengan bunga tinggi dan menjerat leher.

Banyaknya Koperasi Simpan Pinjam yang berkegiatan di Kabupaten Kotabaru, ternyata tak terpantau oleh Disperindagkop Kotabaru. Terlebih kegiatan para pengelola yang mengaku sebagai koperasi tersebut, ternyata jauh dari penerapan aturan koperasi yang sebenarnya, dan bahkan bisa dibilang lebih menjurus sebagai rentenir.

Dengan aturan yang tak terlalu banyak dan ketat, koperasi tersebut mengeruk keuntungan bunga tinggi bahkan hingga hampir mencapai 40 persen.
Secara gamblang, jika ada nasabah yang meminjam sebesar Rp 500 ribu, maka koperasi akan memotong langsung sebesar Rp 60 ribu dengan dalih sebagai simpanan kas, dan sisa Rp 440 ribu yang diterima oleh nasabah akan diangsur sebesar Rp 20 ribu selama 30 hari.
Ringan memang angsuran yang diterapkan, namun jika dikalkulasikan hingga pelunasan, maka koperasi tersebut akan mengeruk keuntungan sebesar Rp 160 ribu dari pinjaman sebesar Rp 440 ribu.

Salah satu koperasi yang melakukan kegiatan seperti itu adalah Koperasi yang beralamat di Pasar Kemakmuran Kotabaru Hulu Kecamatan Pulau Laut Utara Kotabaru.
Anehnya, meskipun tanpa papan nama dan merupakan sebuah toko kelontongan, tapi koperasi tersebut leluasa memberikan pinjaman pada para pedagang kecil yang memerlukan dana cepat.

"Tidak ada kantor resminya, hanya berupa toko kelontongan," sebut seorang warga yang pernah terjerat tingginya bunga pinjaman.

Warga yang enggan namanya disebut itu mengungkapkan, bukan hanya koperasi itu saja yang menerapkan aturan seperti layaknya rentenir, tapi hampir semua Koperasi Simpan Pinjam yang berkegiatan di Kabupaten Kotabaru.
"Semua koperasi disini sistem kerjanya sama seperti itu, bahkan berani meminjamkan dana tanpa ada jaminan," ungkapnya.

Kepala Disperindagkop Kotabaru melalui Kabid Koperasi, Ir Bowo Pribadi M Si saat dikonfirmasi, Kamis (18/09/14) mengatakan, tak satu pun koperasi simpan pinjam yang memberitahukan keberadaan dan kegiatannya di Kotabaru.
"Tak ada satu pun yang melaporkan diri dan memberitahukan kegiatannya, hingga kami tidak tahu cara kerja dan aturan mereka dilapangan," ucap Bowo.

Ditambahkannya, selama ini tak ada laporan atau keluhan warga terkait praktek rentenir yang berkedok koperasi itu, namun Disperindagkop akan berencana turun kelapangan untuk melakukan pendataan dan pemantauan kegiatan semua koperasi yang berkegiatan di Kabupaten Kotabaru.
"Kami akan cek nanti, karena bila terbukti maka tidak menutup kemungkinan mereka yang nakal akan mendapat sanksi, dan bilamana perlu dilaporkan pada pihak yang berwajib," pungkasnya.

Sementara Sekdakab Kotabaru, Drs H Suriansyah saat dikonfirmasi sebelumnya menyebut, tak ada ijin untuk rentenir yang berkedok koperasi simpan pinjam, meskipun dengan dalih atau alasan apapun.
"Yang namanya rentenir itu tidak boleh, jadi takkan pernah akan mendapatkan ijin," tegasnya. (Fajeri/MIZ)