Batu Anjir, Unggulan Baru Pariwisata Tanbu - BIDIK KALSEL

  • Membidik ke Segala Arah

    ©Bidik Kalsel

    Website Ini Telah Dilihat 12,97 Juta Kali

    Rabu, 28 September 2016

    Batu Anjir, Unggulan Baru Pariwisata Tanbu

    Tanah Bumbu -
    Batu Anjir, itulah namanya. Terletak pada 3° 48.670' Lintang Selatan dan 115° 36.948' Bujur Timur dengan jarak ± 3,23 mil dari pesisir pantai Angsana. Batu Anjir tergolong gugusan karang yang timbul pada saat air mengalami pasang surut terendah.

    Berdasarkan informasi dan pengamatan dilapangan, diperkirakan Batu Anjir ini luasnya mencapai 6 ha. Asal nama Batu Anjir ini adalah pada saat air dalam kondisi akan surut, sebelum gugusan karang timbul akan terlihat seperti bayang-bayang warna merah diatas permukaan air. Hal ini menandakan adanya gugusan karang di sekitar itu. Peristiwa ini disebut atau dikenal dengan istilah Anjir atau terlihat berwarna kemerah-merahan oleh masyarakat setempat.

    Belum lama ini, Objek Wisata Batu Anjir membawa berkah bagi nelayan setempat dan sekitarnya. Bagaimana tidak, dari Tahun 2006 hingga sekarang, tempat ini menjadi destinasi wisata unggulan yang dikelola oleh Pokamaswas setempat.

    Dengan adanya wisata Batu Anjir ini, menjadikan perubahan ekonomi bagi masyarakat Desa Angsana, Kecamatan Angsana, Tanah Bumbu, Kalsel.

    Eko Prio Raharjo, S.Pi, Koordinator Penyuluh Perikanan Kabupaten Tanah Bumbu menyebutkan, Penyuluh Perikanan, yang secara langsung terlibat dan mempunyai peran besar bersama dengan banyak institusi pemerintah, telah bersama-sama merintis bersama masyarakat setempat hingga objek wisata Batu Anjir mulai dikenal masyarakat.

    "Harapan kedepannya, melalui objek wisata Batu Anjir tercapai peningkatan pendapatan masyarakat," sebut Eko.

    Dikatakannya, keberadaan Batu Anjir, berada dikedalaman ± 0 8 m menjadikan ia layak untuk dikunjungi oleh wisatawan untuk melakukan snorkeling. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor, pertama karena Batu Anjir ini terletak agak ketengah (±3,23 mil dari pantai) menyebabkan kondisi perairan relatif lebih jernih dari pada di Karang Kima, yang letaknya agak ke tepi dari Batu Anjir (±2,0 mil dari pantai) hingga letaknya agak jauh dari muara sungai Angsana. Kedua, jika air pasang surut terendah, Batu Anjir akan timbul ke permukaan air laut hingga daerah yang timbul menjadi pelindung dari gempuran ombak.

    "Di Batu Anjir, kondisi terumbu karangnya bervariasi dari yang bagus hingga bagus sekali, dengan bermacam-macam jenis terumbu karang, baik yang berupa hard coral (karang keras), soft coral (karang lunak), sponge, anemon, nudibranch, makroalga, dan lain sebagainya," sebut Eko.

    Berdasarkan bentuk pertumbuhannya (life form), terdapat bermacam-macam bentuk seperti branching (Bercabang), encrusting (Merayap), foliose (Bentuk Daun), tabulate (Bentuk Meja), mushroom (Bentuk Jamur), dan digitata (Menjari).
    Selain itu, terdapat banyak genus karang diantaranya seperti Acropora, Montipora, Pocillopora, Seriatopora, Favites, Porites, Goniopora, dan lain sebagainya.

    Keanekaragaman kondisi terumbu karang yang ada, tentunya diiringi juga dengan banyaknya jumlah genus dan spesies ikan yang hidup di dalamnya.
    Adapun genus ikan-ikan yang hidup di dalamnya antara lain Seranidae (grouper, Kerapu), Lutjanidae (snappers, Kakap), Lethrinidae (emperor, Ketamba), Mullidae (goatfishes), Siganidae (Beronang), Haemulidae (sweetlips), Sphyraenidae (Barracuda), Pomacentridae (Betok Laut), Pomchantidae (Angel, Napoleon) dan yang lainnya.

    Untuk dapat sampai ke Batu Anjir, jika menggunakan kapal nelayan diperkirakan memakan waktu sekitar 20 hingga 30 menit, tergantung kondisi cuaca dan kecepatan kapal. Jika kita tiba di Batu Anjir, terlihat beberapa pelampung (buoy) di bagian atas rataan karangnya. Hal ini dimaksudkan sebagai tanda tempat untuk mengaitkan jangkar kapal, hingga jangkar tidak terkena dan merusak terumbu karang.

    Perlu diketahui, bahwa Batu Anjir ini merupakan salah satu dari gugusan karang yang ada di kecamatan Angsana, hingga masih banyak lagi gugusan karang yang belum terekspos, seperti Anak Karang Kima, Batu Tengah, Batu Bajangan, Batu Penggadungan, Batu Luar Penggadungan, Batu Pelampung, Batu Sawar, Batu Sampaian Ampat, Batu Penyaungan, Teraban Kecil dan lain sebagainya.

    Saking menggaung dan demamnya masyarakat Kalsel akan terumbu karang, hadir pula Koordinator Penyuluh Perikanan Kalimantan Selatan, Ir. Misharina Kesuma Widiarti, yang dengan beberapa orang rombongannya ikut menikmati keindahan surga bawah laut yang memikat hati itu.

    "Kita semua berharap dengan adanya wisata bahari di Tanah Bumbu ini, berdampak pada meningkat nya pendapatan nelayan dan seluruh lapisan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Semoga terumbu karang tetap terjaga kelestariannya, ayo kita ajak pengunjung berwisata dengan memperhatikan kaidah-kaidah yang ramah lingkungan," kata Ir. Misharina.

    Sementara Bupati Mardani H. Maming mengatakan, kebijakan pembangunan sektor pariwisata di Kabupaten Tanah Bumbu akan diarahkan pada konsep pembangunan dengan paradigma Ecotourisme atau pariwisata berbasis lingkungan yang dibingkai dengan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.

    Disisi lain, Mardani dalam beberapa kesempatan mengatakan promosi dan informasi tentang potensi wisata daerah sangat penting dilakukan sebagai sebuah langkah konkrit dalam mempromosikan kekayaan alam dan budaya daerah kepada masyarakat luas. (MN/hum)‬















    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.

    Beranda