Daya Beli Masyarakat Belum Stabil, Bang Dhin Minta Pemerintah Jangan Naikan Harga Pertalite dan LPG - BIDIK KALSEL

  • Membidik ke Segala Arah

    ©Bidik Kalsel

    Website Ini Telah Dilihat 12,97 Juta Kali

    Selasa, 12 April 2022

    Daya Beli Masyarakat Belum Stabil, Bang Dhin Minta Pemerintah Jangan Naikan Harga Pertalite dan LPG

    Banjarmasin -
    Pemerintah tengah melakukan kajian untuk meningkatkan harga Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 Kilogram (kg) dan juga harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis RON 90 atau Pertalite

    Kenaikan harga gas LPG 3 kg dan Pertalite merupakan upaya pemerintah agar bisa mengurangi nomboknya Pertamina.

    Konsumsi LPG 3 kg terus meningkat. Dari 6,3 juta ton pada tahun 2017, konsumsi LPG 3 kg di masyarakat telah naik menjadi 7,5 juta ton pada tahun 2021. Pada tahun 2022 pun pemerintah dalam APBN 2022 memprediksi konsumsi LPG akan mencapai 8 juta ton. Sedangkan konsumsi Pertalite tercatat meningkat dari 380 ribu kiloliter (kl) pada 2015 menjadi 23 juta kl pada 2021. Konsumsi 2021 meningkat 27,1% dari 18,1 juta kl pada 2020. Kementerian ESDM mencatat, Pertalite adalah jenis bensin yang paling banyak dikonsumsi. Porsi konsumsi Pertalite mencapai 79%.

    Merespon wacana pemerintah tersebut, politisi muda Partai PDI-Perjuangan yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Propinsi Kalsel, Muhammad Syaripuddin meminta agar pemerintah menunda kenaikan LPG dan Pertalite.

    "Kedua produk ini paling banyak dikonsumsi masyarakat, dan itu masyarakat bawah. Apalagi daya beli dan keuangan dari mereka sendiri bisa dibilang belum stabil akibat pandemi Covid-19," ucap Bang Dhin, sapaan akrab beliau

    Pada tahun 2022 pun pemerintah dalam APBN 2022 memprediksi konsumsi LPG akan mencapai 8 juta ton, sementara itu Kementerian ESDM mencatat, Pertalite adalah jenis bensin yang paling banyak dikonsumsi. Porsi konsumsi Pertalite mencapai 79 persen.

    "Pemerintah bisa memakai skema subsidi silang dari hasil keuntungan komoditas ekspor. Sektor mineral dan batu bara harganya tengah melejit loh. Satu lagi, pemerintah harus memberikan subsidi telat sasaran. Contoh LPG tabung 3 Kg, pemerintah harus melaksanakan transformasi subsidi LPG Tabung 3 Kg dari subsidi berbasis komoditas menjadi subsidi berbasis target penerima agar lebih tepat sasaran," papar Bang Dhin. 

    Sebagai informasi subsidi untuk Pertalite sebesar Rp 4000-Rp 4.500 per liter dari harga yang diterima konsumen saat ini Rp 7.650 per liter. Sedangkan LPG 3 kg mendapatkan subsidi sebesar Rp 11.250 per kg atau Rp 33.750 per tabung dari harga yang diterima konsumen saat ini hanya Rp20 ribuan per tabung. 

    "Apabila Pemerintah tetap menaikkan akan berdampak pada inflasi yang ikut naik dan akan mengganggu daya beli masyarakat kelas menegah ke bawah" pungkas pria yang dekat dengan kalangan muda Kalsel ini. (Rel)

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.

    Beranda